MAKALAH
BAHASA INDONESIA 2 #
(SOFTSKILL)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul
“Ringkasan catatan kaki
audit”.
Makalah ini berisikan tentang informasi
tentang Ringkasan
catatan kaki audit. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua. Untuk itu saya berharap agar pembaca dapat memakluminya
tentang segala kekurangan yang ada dalam Makalah ini. Dan saya tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu memberikan do’a,
dukungan, penjelasan, dan terutama untuk :
1. Tuhan YME dengan
rahmat-NYA, penulis dapat menyelesaikan dan mempermudah pengerjaan makalah ini.
2. Bapak Danang
Wijayanto selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 (Softskill).
3. Kedua Orang Tua,
keluarga dan teman-teman atas do’a serta dukungan dan motivasi yang telah
diberikan kepada saya.
Atas
segala kekurangan dalam penyusunan Makalah ini, saya sangat mengharapkan
kritikan, saran, dan pengarahan dari pembaca yang sifatnya membangun demi
perbaikan. Semoga bermanfaat.
Bekasi, Januari 2014
Penulis
Farida Rahmanty
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam
sebuah bisnis maupun perekonomian, suatu audit menjadi sebuah hal yang sangat
penting sekali, kenapa? karena audit ini dapat memberikan kepercayaan yang
lebih kepada para pihak yang berkepentingan, misalkan saja di dalam suatu
perusahaan, suatu audit akan sangat dibutuhkan oleh para pemegang saham untuk
melihat kondisi ataupun memantau perkembangan perusahaan yang menjadi hak milik
para pemegang saham tanpa intervensi dari pihak pihak manajemen atau karyawaan
perusahaan, untuk lebih jelasnya silahkan kalian baca artikel yang ada dibawah
ini.
Auditing adalah suatu proses dengan apa
seseorang yang mampu dan independen dapat menghimpun dan mengevaluasi
bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan
tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan
yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan
suatu audit atau pemeriksaan, selalu diperlukan keterangan dalam bentuk yang
dapat dibuktikan dan standar-standar atau kriteria yang dapat dipakai oleh
auditor sebagai pegangan untuk mengevaluasi keterangan tersebut.
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas
bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, anke, proses, atau produk. Audit
dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang
disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi
bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar,
regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Rangkuman Audit
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Mengetahui informasi mengenai audit
1.3.2
Mengetahui langkah-langkah dalam melakukan audit
1.3.3
Mengetahui jenis-jenis dan tahapan dalam audit
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rangkuman Audit
Audit
atau pemeriksaan dalam arti luas
bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit
dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor.
Ada
beberapa pengertian audit yang diberikan oleh beberapa ahli di bidang
akuntansi, antara lain:
Pengertian Auditing menurut (Whittington, O. Ray dan
Kurt Pann , 2012:4) ,
auditing adalah:
“Auditing is an examination of a company’s financial statements by a firm of independent public accountants. The audit consists of a searching investigation of the accounting records and other evidence supporting those financial statements. By obtaining an understanding of the company’s internal control, and by inspecting documents, observing of assets, making enquires within and outside the company, and performing other auditing procedures, the auditors will gather the evidence necessary to determine whether the financial statements provide a fair and reasonably complete picture of the company’s financial position and its activities during the period being audited”.
“Auditing is an examination of a company’s financial statements by a firm of independent public accountants. The audit consists of a searching investigation of the accounting records and other evidence supporting those financial statements. By obtaining an understanding of the company’s internal control, and by inspecting documents, observing of assets, making enquires within and outside the company, and performing other auditing procedures, the auditors will gather the evidence necessary to determine whether the financial statements provide a fair and reasonably complete picture of the company’s financial position and its activities during the period being audited”.
TERJEMAHAN :
"Audit
adalah pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh perusahaan akuntan publik
yang independen. Audit terdiri dari penyelidikan mencari catatan
akuntansi dan bukti lain yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan
memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan, dan dengan
memeriksa dokumen, mengamati aset, membuat bertanya dalam dan di luar
perusahaan, dan melakukan prosedur audit lain, auditor akan mengumpulkan bukti
yang diperlukan untuk menentukan apakah laporan keuangan menyediakan adil dan
cukup melengkapi gambaran posisi keuangan perusahaan dan kegiatan selama
periode yang diaudit”
Menurut Mulyadi :
“Suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian haisl-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan”.
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
pihak manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pedapat mengenai laporan kewajaran laporan
keuangan tersebut”.
Pengertian
auditing menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic
Approach, 2003:8) auditing
adalah:
“Proses yang sistematik dengan tujuan
mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan
tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil
dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang
berkepentingan”.
Secara
umum pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit adalah proses sistematis
yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dengan
mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut.
Dalam melaksanakan audit faktor-faktor berikut harus
diperhatikan:
1. Dibutuhkan
informasi yang dapat diukur dan sejumlah kriteria (standar) yang dapat digunakan sebagai panduan untuk
mengevaluasi informasi tersebut,
2. Penetapan
entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit harus jelas untuk menentukan
lingkup tanggungjawab auditor,
3. Bahan
bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi
tujuan audit,
4. Kemampuan
auditor memahami kriteria yang digunakan serta sikap independen dalam
mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan yang akan
diambilnya.
PROSEDUR
AUDIT
Sebuah prosedur audit[1] merupakan
instruksi – instruksi terperinci yang menjelaskan bahan bukti audit yang harus
diperoleh selama melaksanakan pengauditan. Misalnya, berikut ini adalah
prosedur audit untuk melakukan verifikasi terhadap pengeluaran kas.
Dapatkan jurnal pengeluaran kas dan
bandingan nama pihak yang menerima pembayaran tersebut (payee), jumlah dan
tanggal pada cek yang dibatalkan dengan jurna pengeluaran kas tersebut.
PROGRAM
AUDIT
Daftar prosedur audit untuk sebuah area audit atau
keseluruhan audit dinamakan program audit. Program audit[2]
selalu memuat sebuah daftar prosedur audit dan biasanya mencakup ukuran sampel,
unsur – unsur yang akan dipilih dan waktu untuk melaksanakan pengujian
tersebut.
KETEPATAN
BUKTI
Ketepatan bukti[3] merupakan pengukuran terhadap
kualitas bahan bukti, yang berarti bahan bukti tersebut relefan dan handal
dalam memenuhi tujuan audit untuk kelompok – kelompok transaksi, saldo – saldo
akun dan pengungkapan yang terkait. Jika bahan bukti dianggap sangat tepat,
akan sangat membantu dalam meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar. Ketepatan bahan bukti dapat ditingkatkan hanya dengan
cara memilih prosedur audit yang paling relevan atau memberikan bahan bukti
yang paling andal.
KEANDALAN
BUKTI
Keandalan bukti[4] mengacu pada tingkat dimana bahan
bukti dapat dipercaya atau layak dipercaya. Jika bukti dianggap meyakinkan akan
sangat membantu auditor untuk yakin bahwa laporan keuangan telah disajikan
secara wajar. Sebagai contoh, jika seseorang auditor melakukan perhitungan
fisik persediaan, bahan bukti tersebut lebih dapat diandalkan daripada jika
manajemen yang memberikan hasil perhitungan mereka sendiri pada auditor.
Keandalan,
demikian pula dengan ketepatan bergantung pada enam karakteristik keandalan
bahan bukti berikut.
1.
Independensi penberi informasi
2.
Efektifitas pengendalian internal klient
3.
Pengetahuan langsung auditor
4.
Kualifikasi individu yang memberikan informasi
5.
Tingkat objektifitas
6.
Ketepatan waktu
PEMERIKSAN
FISIK
Pemeriksaan fisik[5] merupakan pemeriksaan atau
perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas asset berwujud. Terdapat perbedaam
dalam pengauditan antara pemeriksaan fisik atas asset, seperti surat – surat
berharga dan kas dengan pengujian atas dokumen, msalnya salinan cek dan dokumen
penjualan. Jika obyek yang diuji, misalnya sebuah faktur penjualan, tidak
memiliki nilai intrinsik, bukti ini disebut dengan dokumentasi. Misalnya,
sebelum cek ditandatangani,bilyet ini dinamankan sebuah dokumen, setelah cek
ditandatangani bilyet ini menjadi asset untuk istilah pengauditan yang tepat,
pemeriksaan atas cek hanya terjadi ketika cek tersebut menjadi asset.
KONFIRMASI
Konfirmasi[6] merupakan jawaban lisan atau tertulis yang diterima darin
pihak ketiga yang independen untuk melakukan verifikasi atas akurat informasi
yang di minta oleh auditor. Permintaan tersebut di berikan kepada klien dan
klien meminta pihak ketiga yang independen untuk menjawab langsung kepada
auditor tersebut karen konfirmasi berasal dari sumber independen klien, maka
bukti ini sangat dihargai dan sering kali digunakan.
Standar audit menentukan 2 jenis permintaan konfirmasi,
yaitu konfirmasi positif dan konfirmasi negatif. Sebuah konfirmasi positif
meminta penerima untuk menjawab pertanyaan dalam semua kondisi. Konfirmasi
positif dapat meminta penerima untuk memberikan semua informasi (disebut
formulir kosong), atau konfirmasi dapat memasukan informasi dan meminta
penerima untuk menandai apakah ia setuju atau tidak dengan informasi yang
diberikan.
DOKUMENTASI
Dokumentasi[7] merupakan pemeriksaan auditor atas dokumen – dokumen
dan catatan klien untuk membuktikan informasi yang harus, atau sebaiknya,
dimasukkan dalam laporan keuangan. Dokumen yang diuji oleh auditor adalah
catatan catatan yang digunakan oleh klien untuk memberikan informasi untuk
menjalankan usahanya dengan cara yang terstruktur, dan dpat tersaji secara
tertulis diatas kertas, dalam bentuk elektronik atau media lainnya.
Dokuemen
dapat dibagi kedalam dokumen internal dan dokumen internal. Sebuah dokumen
internal telah di siapkan dan digunakan didalam organisasi klien dan disimpan
tanpa pernah keluar pihak lain. Dokumen interal[8] termasuk
salinan faktur penjualan, catatan waktu kerja karyawan dan laporan persediaan.
Sebuah dokumen eksternal[9] ditangani oleh seseorang diluar
organisasi klien dan berakhir ditangan klien. Contoh dokumen eksternal adalah
tagihan pemasiok, wesel bayar yang dibatalkan, dan polis asuransi yang
dibatalkan.
Ketika
auditor menggunakan dokumentasi untuk mendukung perlakuaan atas pencatatan atau
jumlah, proses ini dinamakan Vouching. Untuk memverifikasi transaksi yang telah
tercatat auditor dapat,sebagai contoh, memverifikasi ayat jurnal, pembelian
dengan melakukuan pengujian terhadap faktur dari pemasok dan aporan peneriman
barang sehingga tujuan keterjadian dapat terpenuhi.
Catatan kaki :
[1]
Prosedur audit : intruksi terperinci untuk
pengumpulan satu jenis bukti audit.
[2]
Program
audit : prosedur audit untuk sebuah area audit, program audit selalu termasuk
prosedur audit dan bisa termasuk ukuran sampel, hal – hal yang dipilih, dan
masalah waktu dari tes.
[3]
Ketapatan
bukti : sebuah ukuran dari kualitas bukti, bukti yang sesuai adalah relevan dan
data diandalkan dalam mempertemukan tujuan audit untuk berbagai kelas
transaksi, neraca saldo dan pengungkapan terkait.
[4]
Keandalan
bukti : tingkat ondisi dimana auditor yakin jika bukti sudah mendukung pendapat
audit, dua penentu kedekatan itu adalah ketepatan dan kecukupan bukti tersebut.
[5] Pemeriksaan fisik : pemeriksaan atau perhitungan auditor
terhadap asset yang dapat dihitung.
[6] Komfirmasi : catatan
atau resep milik auditor berupa tanggapan lisan atau tulisan dari pihak ketiga
yang independen memeriksa keakuratan informasi yang diminta.
[7] Dokumentasi :
pemeriksaan auditor terhadap dokumen dan catatan milik klien untuk member
pengesahan terhadap informasi yang masuk atau sebaliknya dimasukan ke dalam
laporan keuangan.
[8]
Dokumen
internal : sebuah dokumen seperti laporan waktu pegawai, yang disiapkan
dandigunakan didalam organisasi dari klien.
[9] Dokumentasi eksternal :
sebuah dokumen, seperti struk dari pemasok, yang digunakan oleh pihak luar
untuk transaksi yang didokumentasikan dan yang sekarang dimiliki atau
didapatkan dengan mudah oleh klien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembuatan laporan auditor adalah langkah terakhir
dan paling penting dari keseluruhan proses audit. Secara umum laporan auditor
dapat didefinisikan sebagai laporan yang menyatakan pendapat auditor yang
independen mengenai kelayakan atau ketepatan pernyataan klien bahwa laporan
keuangannya disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntan yang
berlaku umum, yang diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya.
Daftar
pusaka :
Agoes, Sukrisno (2011). Petunjuk Praktis
Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat.
Halim, Abdul (1994). Pemeriksaan Akuntansi
1.Depok : Universitas Gunadarma.
Randol J. ELDER. 2011. Audit Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA
Whittington,O.Ray dan
Kurt Pany (2012).Principles of Auditing, and Other Assurance Services, 18th
Edition,Mc-Graw-Hill,New York,NY.
William F. Messier, dan Margareth Boh. (2003). Auditing and Assurance: A Systematic Approach
(3th edition). USA : McGraw-Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar